Kartini, selintas nama itu sangat akrab di telinga kita. Dialah sosok wanita perkasa yang memperjuangkan hak-hak wanita pada masanya. Perjuangannya sungguh tidak sia-sia, bahkan saat ini banyak wanita-wanita yang dijuluki kartini masa kini. Kartini bisa tersenyum melihatnya.
Namun dibalik itu semua, tidak sedikit wanita-wanita yang masih dirampas haknya, diinjak-injak harga dirinya, serta dikekang kebebasannya. Dan pastinya itu bukan keinginan mereka. Setiap derai tangis dan derita yang mereka alami menggoreskan luka di hati jutaan wanita di seluruh dunia. Bukan mereka tidak menginginkan kemerdekaannya, tapi mereka tak kuasa menanggung beban yang mereka terima. Dalam relung jiwa mereka terdapat asa yang kuat untuk dapat menegakkan keadilan, seandainya saja mereka bisa, andai saja mereka memiliki keberanian seperti Kartini. Namun apalah daya, tak semua orang bersedia mendengarkan aspirasi mereka, dalam hati kecilnya mereka mungkin hanya bisa berkata, "Sayangnya, aku bukan Kartini."
Apakah Kartini masih bisa tersenyum disana?
-Memang suatu pekerjaan yang seolah-olah tak mungkin dapat dikerjakan! tapi 'siapa tidak berani, tidak akan menang!' itulah semboyanku. Maka, ayo maju!! bertekat saja untuk mencoba semua! siapa nekat, dia mendapat tiga perempat dunia! (surat R.A.Kartini)-
-Memang suatu pekerjaan yang seolah-olah tak mungkin dapat dikerjakan! tapi 'siapa tidak berani, tidak akan menang!' itulah semboyanku. Maka, ayo maju!! bertekat saja untuk mencoba semua! siapa nekat, dia mendapat tiga perempat dunia! (surat R.A.Kartini)-